10 Proyek Spektakuler Termahal di Dunia



10. The Channel Tunnel


Proyek kereta bawah tanah yang juga disebut Chunnel ini adalah proyek termahal ke-10 dalam daftar. Chunnel dibangun Terowongan membentang di bawah bentangan air antara pantai selatan Inggris dan pantai utara Perancis.
Proyek ini menelan biaya US$ 22,4 miliar atau sekitar Rp 309,6 triliun jika dikonversi ke kurs sekarang (Rp 13.825 per dolar AS). Tak heran kereta bawah tanah ini adalah proyek yang mahal. Bahkan pembangunan proyek ini melibatkan 15 perusahaan Perancis dan Inggris.
Terowongan mulai dilubangi pada 1988, dan di 1994 proyek ini mulai beroperasi. Namun sayang, kala dibangun proyek ini memakan korban 10 orang pekerja.
Channel Tunnel terdiri dari tiga bagian: dua rel terowongan dengan diameter 25 feet, dan satu layanan terowongan dengan diameter 16 feet. Setiap rentang panjangnya 31 mil di bawah tanah.

9. The Big Dig
Perencanaan hingga pembangunan Big Dig memakan biaya sekitar US$ 23,1 miliar atau sekitar Rp 319,9 triliun. Proyek ini harus dilakukan dengan pembuatan jalur kembali di beberapa jalan raya utama di wilayah Boston. Arteri utama dari jaringan jalan di daerah, Route I-93, dialihkan untuk langsung ke bawah jantung kota.
Proyek ini terganjal dengan masalah keuangan dan administrasi, termasuk beberapa kelemahan desain utama yang harus dibayar negara sekitar US$ 400 juta. Tragisnya, konstruksi memakan satu korban jiwa, ketika beton jatuh ke mobil dari langit-langit Channel Tunnel Fort Point.
Banyak kendala yang menhadang proyek ini, termasuk beberapa kapal yang karan yang harus diperiksa sebelum dipindahkan. Alhasil, pembangunan proyek ini molor 10 tahun dari jadwal yang ditetapkan.

8. Kansai International Airport


Bandara Internasional Kansai diperkirakan menelan biaya pembangunan sekitar US$ 29 miliar atau sekira Rp 400,9 miliar. Bandara ini terletak di Jepang, di tengah-tengah Teluk Osaka, di sebuah pulau buatan manusia, yang dibangun untuk menahan gempa bumi dan gelombang pasang daerah yang terjadi cukup sering.
Bandara ini dibangun dui atas perairan karena untuk menghindari keluhan kebisingan jika dibangun di tengah kota. Rencana pembangunan kereta ini diperkenalkan pada tahun 1960.

7. California High Speed Rail
Proyek ini dimulai pada 2015 dan fase pertama ditargetkan bakal selesai pada 2029. Namun dana proyek ini sudah membengkak dari investasi awal. Fase pertama bakal menghubungkan beberapa kota besar di Amerika Serikat dengan kereta cepat, yang merupakan janji dari Presiden Barrack Obama.
CEO dari proyek ini, Jeff Morales mengatakan, meski proytek bakal menelan biaya US$ 33 miliar atau Rp 456 triliun dan lebih dari yang diperkirakan, biaya akan turun karena penerapan teknologi baru yang canggih.
Proyek ini akan menghubungkan Merced ke Bakersfield, dan pada akhirnya akan menghubungkan San Fransisco dan Los Angeles dengan kecepatan kereta mencapai 220 mil per jam.






6. Songdo International Business District


Proyek ini dibangun di atas tanah reklamasi laut di Seoul, Korea Selatan, Songdo IBD diperkirakan menelan biaya lebih dari US$ 40 miliar atau sekitar Rp 553 triliun. Ini akan menjadi "kota pintar" lain dari yang lain, lengkap dengan WiFi di mana-mana, tanaman daur ulang otomatis, dan inovasi teknologi lainnya.
Beberapa replika landmark dari kota-kota lain akan dibangun di sana, termasuk salah satu dari Central Park. Yang satu ini akan memiliki sebuah pulau kecil penuh kelinci, dan rusa yang berkeliaran. Songdo IBD sedang dibangun untuk menarik bisnis dan wisatawan, dan akan berlokasi dekat dengan Bandara Internasional Incheon.
5. Dubailand
Konstruksi dari proyek ini sempat dihentikan pada 2208 karena krisis keuangan di Dubai, dan dilanjutkan kembali pada 2013. Investasi proyek sejauh ini mencapai US$ 76 miliar lebih atau jika dirupiahkan mencapai Rp 1.050 triliun lebih.
Jika selesai, proyek ini akan menjadi salah satu tempat hiburan yang terbesar dan paling mahal di dunia. Sebuah Disney theme park, teater IMAX, dan atraksi lainnya masuk dalam rencana.
Aspek desain dari Dubailand akan dibuat mengacu pada cerita rakyat Arab, khususnya kisah Seribu Satu Malam.



4. King Abdullah Economic City


Setelah selesai, King Abdullah Economic City (KAEC) diperkirakan menelan biaya pembangunan senilai US$ 86 miliar atau sekitar Rp 1.188 triliun.
Berjarak 1 jam dari Mekah, kota ini pasti akan menjadi objek wisata baru besar untuk Arab Saudi. Kota ini akan mencakup beberapa hotel kelas tinggi, villa mewah banyak, beberapa universitas bergengsi, dan bandara besar.
The KAEC sebagian besar dibangun oleh kelompok real estate Emaar Properties. Perusahaan ini dikenal dalam membangun gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa, di pusat kota Dubai.

3. Kashagan Fields
Kashagan Fields adalah proyek pengeboran minyak yang terletak di Laut Kaspia, dan mewakili penemuan minyak terbesar dalam 40 tahun terakhir. Untuk membuat proyek ini membutuhkan investasi sekitar US$ 116 atau setara Rp 1.608 triliun.
Operasional dari sumur minyak ini diperkirakan bisa memproduksi 90 ribu barel per tahun mulai 2017 nanti. Total cadangan yang yang bisa dieksplorasi di sumur tersebut mencapai 13 miliar barel.
Kebocoran pipa dan kesulitan lainnya menyebabkan proyek ini molor. Salah satu persoalan lain adalah lapangan minyak ini berada di bawah tekanan tinggi, yang membuat pengeboran di sana sangat berbahaya.
Para mitra yang terlibat dalam pembangunan ini adalah Shell, Exxon Mobil, Total, China National Petroleum Corp, KazMunaiGas, INPEX, dan AgipKCO, dengan Shell bertanggung jawab untuk tahap produksi.

2. International Space Station


Pembuatan proyek stasiun Luar Angkasa Internasional menelan biaya sekitar US$ 150 miliar atau Rp 2073,3 miliar hingga selesai. Angka itu mungkin tampak mengejutkan, tetapi perlu diingat biaya ini dibagi ke beberapa negara. Mereka adalah Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Jepang, Belgia, Denmark, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, dan Swiss.
ISS diperkirakan akan jatuh ke laut di 2020, tepat setelah 26 tahun orbit ini beroperasi. Roket Rusia dan Space Shuttle adalah alat utama yang digunakan untuk membuat ISS.

1. The US Interstate Highway System
Pada 2015, sistem jaringan jalan tol ini telah membebani pembayar pajak senilai US$ 459 miliar atau sekitar Rp 6.345,6 triliun. Presiden yang bertanggungjawab atau pebangunan proyek ini adalah Dwight D Eisenhower.
Idenya bukan hanya soal transportasi, karena menurutnya akses ini bisa membantu memobilisasi infanteri saat darurat, dia juga mengajukan proyek ini krusial untuk pertahanan nasional.
Proyek ini dimulai pada 1956. Pembangunan melubatkan membuat rute baru dan mengubah rute lama menjadi interstate. Negara pertama yang diselesaikan terlebih dahulu adalah Nebraska pada 1974. (Zul/Ndw)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 Prinsip Dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Kecelakaan Pekerjaan Proyek Bangunan